Text
Akibat-akibat fatal meremehkan shalat taubah
Shalat Taubat merupakan shalat Sunnah yang dikerjakan apabila seseorang hendak (ingin) bertaubat kepada Allah Swt. atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Shalat Taubat pun menjadi penyempurna atau pelengkap taubat kita. Meskipun sudah menjadi fitrah manusia untuk senantiasa berbuat salah dan dosa, namun manusia terbaik adalah manusia yang senantiasa bertaubat atas segala kesalahan, kekhilafan, dan dosa yang telah dilakukan, baik dosa dalam skala kecil maupun besar. Dan, taubat yang dilakukan ialah taubat yang sebenarnya, yakni taubat nashuha. Jadi, seseorang yang melakukan taubat nashuha adalah orang yang selalu memperbaiki tingkah lakunya dan menjauhi perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Dalam konteks ini, shalat Taubat merupakan shlat Sunnah yang patut dikerjakan oleh seseorang yang ingin benar-benar bertaubat kepada Allah Swt. Dengan menunaikan shalat Sunnah Taubat, berarti Anda betul-betul bertaubat dengan setulus hati. Sebab, shalat Taubat sebagai penyempurna taubat. Shalat Taubat hendaknya menjadi pilihan utama bagi anda ketika merasa melakukan perbuatan dosa. Saat itulah, bertaubat menjadi suatu kewajiban, dan disunnahkan bagi anda untuk melakukan shalat Taubat. Seseorang yang meniatkan dirinya untuk bertaubat, tentu saja dikarenakan adanya percikan iman dan hidayah dalam hatinya. Masalahnya, tidak semua orang berkenan memelihara iman dan hidayah yang telah susah payah diperoleh. Orang seperti ini biasanya menganggap cukup dengan sesuatu yang telah dipunyai. Ia mudah merasa puas dan bangga karena dirinya bisa bertaubat, sedangkan orang lain masih bergelimang dosa. Berhati-hatilah ! Bila tidak waspada setan bermain dengan cantiknya di rannah ini. Setan akan menghembuskan sifat sombong dan riya atas taubat yang sudah anda lakukan. Seseorang yang bertaubat ibarat orang yang sembuh dari sakit. Ia harus menjauhi segala hal yang bisa mengakibatkan sakitnya kambuh lagi. Akhirnya, orang tersebut menjadi lupa dengan pproses taubat yang sekian lama dicari dan ditemukan. Ia terbuai oleh bujuk rayu setan. Muncullah anggapan bahwa berteman dengan setan yang menyamar manusia jauh lebih asyik daripada dengan teman seiman yang shalih. Apalagi sisetan itu berhasil memenuhi kebutuhan orang tersebut dalam hal materi.
D023 | 297.412 2 RIZ a | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain